Nama : Aniza Andrena
NPM : 21214328
Kelas : 1EB04
MANAJEMEN PRODUKSI
Perkembangan
Manajemen Produksi
Manajemen produksi
berkembang pesat karena adanya faktor :
a.
Adanya pembagian
kerja (division of labour) dan spesialisasi.
Agar produksi
efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas
manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas
produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan
mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang
lebih tinggi.
b.
Revolusi Industri
Revolusi Industri
merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang
perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi
industri terlihat pada :
1.
Bertambahnya
penggunaan mesin
2.
Efisiensi
produksi batu bara, besi, dan baja
3.
Pembangunan jalan
kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4.
Meluasnya sistem
perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini
meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan
pemasaran.
c.
Perkembangan alat
dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer. Sehingga pada banyak hal
manajer produksi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
d.
Perkembangan ilmu
dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model
keputusan.
Penggunaan metode
ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik
dengan pendekatan sebagai berikut :
1.
Pengamatan
(observasi) atas metode kerja yang berlak.
2.
Pengamatan
terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
3.
Pelatihan pekerja
dengan metode baru.
4.
Pemanfaatan umpan
balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi
yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain. Organisasi yaitu alat untuk
mencapai tujuan dalam manajemen. Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai 2 permasalahan penting yaitu :
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai 2 permasalahan penting yaitu :
1.
Produktifitas
akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja.
2.
Beberapa
peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan.
3.
Pengertian
produksi.
Produksi diartikan
sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran
(output). Produksi dimaksudkan sebagai kegiatan pengolaha dalam pabrik, yang
hasilnya berupa barang konsumsi dan barang produksi.
Pengertian Produksi
Produksi adalah
upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan
ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau
menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. Untuk
melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu
perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan
bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana
hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk
penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan
produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila
tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa
orang atau tenaga kerja, uang atau dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun
bahan pembantu dan metode.
Proses Produksi
Kegiatan utama
yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Sebelum
membahas proses produksi, ada baiknya kita perlu mengetahui arti dari proses
dan produksi.
Proses adalah
cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja,
mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan
produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang
atau jasa. Jadi
proses produksi
dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja,
mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.
Jenis-jenis proses
produksi itu sangatlah banyak. Tetapi yang umum terdapat 2 jenis proses
produksi yaitu :
1.
Proses produksi
terus-menerus (continuous processes)
adalah suatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama
dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
2.
Proses produksi
terputus-putus (intermitten processes)
adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak
selalu sama.
Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah :
1.
Produksi dalam
jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah
distandardisir.
2.
Menggunakan
product lay out atau departementation by product.
3.
Mesin bersifat
khusus (special purpose machines).
4.
Operator tidak
mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
5.
Salah satu mesin
/peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6.
Tenaga kerja
sedikit.
7.
Persediaan bahan
mentah dan bahan dalam proses kecil.
8.
Dibutuhkan
maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
9.
Pemindahan bahan
dengan peralatan handling yang fixed ( fixed path equipment ) menggunakan ban
berjalan ( conveyor ).
Kebaikan proses produksi terus-menerus adalah :
1.
Biaya per unit
rendahbila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2.
Pemborosan dapat
diperkecil, karena menggunakan tenga mesin.
3.
Biaya tenaga
kerja rendah.
4.
Biaya pemindahan
bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Sedangkan
kekurangan proses produksi terus-menerus adalah :
1.
Terdapat
kesulitan dalam perubahan produk.
2.
Proses produksi
mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3.
Terdapat
kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah :
1.
Produk yang
dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan.
2.
Menggunakan
process lay out (departementation by
equipment).
3.
Menggunakan
mesin-mesin bersifat umum (general
purpose machines) dan kurang otomatis.
4.
Operator
mempunyai keahlian yang tinggi.
5.
Proses produksi
tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
6.
Menimbulkan
pengawasan yang lebih sukar.
7.
Persediaan bahan
mentah tinggi.
8.
Pemindahan bahan
dengan peralatan handling yang flexible (varied
path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong
(forklift).
9.
Membutuhkan
tempat yang besar.
Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah :
1.
Flexibilitas yang
tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan :
a.
Process lay out
b.
mesin bersifat
umum (general purpose machines)
c.
sistem pemindahan
menggunakan tenaga manusia.
2.
Diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum.
3.
Proses produksi
tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Sedangkan
kekurangan proses produksi terputus-putus adalah :
1.
Dibutuhkan
scheduling, routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesan.
2.
Pengawasan
produksi sangat sukar dilakukan.
3.
Persediaan bahan
mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4.
Biaya tenaga
kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan tenaga kerja yang
banyak dan mempunyai tenaga ahli.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari
kondisi keputusan yang harus diambil dibedakan menjadi :
1.
Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang pasti.
2.
Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3.
Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.
Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi
Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan Utama yaitu :
1.
Proses
2.
Kapasitas
3.
Persediaan
4.
Tenaga Kerja
5.
Mutu/Kualitas
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi
mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya.
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
1.
Seleksi dan
desain hasil produksi.
2.
Seleksi dan perancangan
proses serta peralatan.
3.
Pemilihan lokasi
perusahaan serta unit produksi.
4.
Pancangan tata
letak dan arus kerja.
5.
Rancangan tugas.
6.
Strategi produksi
dan operasi serta pemilihan kapasitas.
Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
a.
Fungsi Produksi dan Opersi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan
operasi :
1.
Proses
Pengolahan.
2.
Jasa-jasa
Penunjang
3.
Perencanaan.
4.
Pengendalian atau
pengawasan.
b.
Sistem Produksi dan Operasi
Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan
unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam
pentransformasian masukan dan pengeluaran. Pengelolaan sistem produksi
(manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan
operasional, keputusan-keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara
umum ada 5 (lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi,
yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
1.
Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan
penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya
transformasi input menjadi produk atau jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
Teknologi produksi . Type peralatan. Jenis proses dan aliran proses produksi.
Tata letak fasilitas. Pada umumnya keputusan-keputusan yang diambil dalam
kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang
singkat (long term strategic decision).
2.
Kapasitas
keputusan-keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan
kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang
tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas : Keputusan jangka panjang,
antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas,
integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb. Keputusan jangka menengah, antara
lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb.
Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian
pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia untuk
menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.
menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.
3.
Persediaan
(Inventory) Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya
berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi,
mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi.
Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan
atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy
persediaan.
4.
Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang
manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi
tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam
sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi
karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan-keputusan rutin diantaranya
penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan
sebagainya.
5.
Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggung jawab atas kualitas dari barang atau jasa yang
dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan
kegiatan-kegiatan agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Strategi Operasi
merupakan penjabaran dari strategi bisnis atau korporasi sehingga kelima
kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan
konsisten. Dengan demikian strategi operasi akan memberikan arah untuk
mengambil keputusan hubungan antara strategi bisnis atau korporasi dan strategi
operasi.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Perencanaan layout
merupakan salah sau tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan
untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang edektif dan efisien. Tujuan penyusunan
layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal,
penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah
dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout
terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position layout, atau
kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut. Sabagaimana diketahui bahwa layout
yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap
tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan
baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang diantaranya:
1.
Data yang
diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan
pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi
yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout.
2.
Analisis urutan
operasi
3.
Teknik keseimbangan
kapasitas
Lokasi merupakan
salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perushaan mulai
beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kesalahan dalam
pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan
tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan
baku yang cukup dan sebagainya.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar