Kamis, 20 November 2014

MANAJEMEN PRODUKSI

Nama : Aniza Andrena
NPM  : 21214328
Kelas  : 1EB04


MANAJEMEN PRODUKSI 

Perkembangan Manajemen Produksi

Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya faktor :
a.     Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi.
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
b.     Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.

Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1.     Bertambahnya penggunaan mesin
2.     Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja
3.     Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4.     Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
c.      Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer. Sehingga pada banyak hal manajer produksi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
d.     Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1.     Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlak.
2.     Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
3.     Pelatihan pekerja dengan metode baru.
4.     Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain. Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen. Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai 2 permasalahan penting yaitu :
1.     Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja.
2.     Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan.
3.     Pengertian produksi.
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Produksi dimaksudkan sebagai kegiatan pengolaha dalam pabrik, yang hasilnya berupa barang konsumsi dan barang produksi.
Pengertian Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. Untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang atau tenaga kerja, uang atau dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu dan metode.
Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Sebelum membahas proses produksi, ada baiknya kita perlu mengetahui arti dari proses dan produksi.
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi
proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.
Jenis-jenis proses produksi itu sangatlah banyak. Tetapi yang umum terdapat 2 jenis proses produksi yaitu :
1.     Proses produksi terus-menerus (continuous processes) adalah suatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
2.     Proses produksi terputus-putus (intermitten processes) adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah :
1.     Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
2.     Menggunakan product lay out atau departementation by product.
3.     Mesin bersifat khusus (special purpose machines).
4.     Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
5.     Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6.     Tenaga kerja sedikit.
7.     Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8.     Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
9.     Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed ( fixed path equipment ) menggunakan ban berjalan ( conveyor ).
Kebaikan proses produksi terus-menerus adalah :
1.       Biaya per unit rendahbila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2.       Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan tenga mesin.
3.       Biaya tenaga kerja rendah.
4.       Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Sedangkan kekurangan proses produksi terus-menerus adalah :
1.     Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2.     Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3.     Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah :
1.     Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan.
2.     Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
3.     Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose machines) dan kurang otomatis.
4.     Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5.     Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
6.     Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7.     Persediaan bahan mentah tinggi.
8.     Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible (varied path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong (forklift).
9.     Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah :
1.     Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan :
a.     Process lay out
b.     mesin bersifat umum (general purpose machines)
c.      sistem pemindahan menggunakan tenaga manusia.
2.     Diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum.
3.     Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Sedangkan kekurangan proses produksi terputus-putus adalah :
1.     Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesan.
2.     Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3.     Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4.     Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan tenaga kerja yang banyak dan mempunyai tenaga ahli.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil dibedakan menjadi :
1.     Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2.     Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3.     Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.     Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan Utama yaitu :
1.     Proses
2.     Kapasitas
3.     Persediaan
4.     Tenaga Kerja
5.     Mutu/Kualitas
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya.
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
1.     Seleksi dan desain hasil produksi.
2.     Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
3.     Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
4.     Pancangan tata letak dan arus kerja.
5.     Rancangan tugas.
6.     Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.
Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
a.                                                Fungsi Produksi dan Opersi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi :
1.     Proses Pengolahan.
2.     Jasa-jasa Penunjang
3.     Perencanaan.
4.     Pengendalian atau pengawasan.
b.                                                Sistem Produksi dan Operasi
Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan dan pengeluaran. Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan-keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5 (lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
1.     Proses Produksi Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk atau jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi : Teknologi produksi . Type peralatan. Jenis proses dan aliran proses produksi. Tata letak fasilitas. Pada umumnya keputusan-keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2.     Kapasitas keputusan-keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas : Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb. Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb. Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia untuk
menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.
3.     Persediaan (Inventory) Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.
4.     Tenaga Kerja Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan-keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5.     Kualitas Produksi Manajer produksi bertanggung jawab atas kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan-kegiatan agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Strategi Operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis atau korporasi sehingga kelima kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan konsisten. Dengan demikian strategi operasi akan memberikan arah untuk mengambil keputusan hubungan antara strategi bisnis atau korporasi dan strategi operasi.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Perencanaan layout merupakan salah sau tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang edektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut. Sabagaimana diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang diantaranya:
1.     Data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout.
2.     Analisis urutan operasi
3.     Teknik keseimbangan kapasitas
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perushaan mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kesalahan dalam pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku yang cukup dan sebagainya.
  

Referensi :


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More